ISLAM RAHMATAN LIL ALAMIN SEBAGAI MODEL PENDIDIKAN ISLAM MEMASUKI ASEAN COMMUNITY
PENDAHULUAN
Ilmu dakwah memiliki sejarah pemikiran tersendiri dan pastinya pengenalannya akan lebih berkembang karena literatur yang semakin berkembang pula menyangkut ilmu tersebut
Pada sisi lain, bahwa belum adanya pengalaman yang banyak berhubungan dengan tradisi keilmuan ini justru menjadikan ilmu dakwah menjadi sikap disiplin yang paling mendatangkan tantangan tersendiri. Ilmu dakwah menjadi “sesuatu” yang dapat dengan mudah untuk dibuat sedemikian rupa bentuknya.
Termasuk dalam hal penulisan artikel ini yang di mana merupakan hal relatif “baru” dalam ilmu dakwah. Kenyataan ini sebenarnya tidak baik karena sebenarnya ilmu dakwah yang sudah lama dikaji belum diketahui sejarah perkembangan, nasab, dan silsilah atau sanadnya oleh banyak kalangan.
Selain karena itu belum adanya tradisi keilmuan dakwah yang panjang dan matang, juga membuat ia memiliki kesempatan banyak untuk meminjam ilmu-ilmu lain yang sudah ada dan mapan yang bertujuan dijadikannya ilmu bantu dakwah
LATAR BELAKANG
Karena belum bisa mengimplementasikan apa itu islam rahmatan lil alamin yang sesungguhnya
MAKSUD DAN TUJUAN
Dapat mengerti apa itu islam rahmatan lil alamin sebagai model pendidikan islam dalam memasuki ASEAN community
BATASAN DAN RUANG LINGKUP
Ngobrol santai tentang islam rahmatan lil alamin sebagai model pendidikan islam memasuki ASEAN community
TARGET YANG DIHARAPKAN
Dapat mengiplementasikan apa itu islam rahmatan lil alamin dengan baik dan mengamalkannya
METODE PELAKSANAAN
-Diskusi bersama
-Ngobrol santai
ALAT DAN BAHAN
-Laptop
-internet
BATAS WAKTU
13.00-16.00
PEMBAHASAN
Dewasa ini, tanpa adanya sebuah kehidupan yang aman dan damai pastinya aktivitas kehidupan akan selalu terganggu, bahkan bisa mengalami kendala dalam berbagai hal yang mengakibatkan negara mengalami kemunduran.
Di antaranya rasionalitas, kecerdasan, keseimbangan dan komprehensif. Rasionalitas, berhubungan dengan kesuksesan dalam perjuangan merupakan hasil doa dan kerja keras. Sementara kecerdasan berhubungan dengan kesuksesan dalam perjuangan didukung oleh kemampuan intelektual dan intelegensi dalam menganalisis dan menyimpulkan dengan cerdas dan tepat
Karakter dan perjuangan Rasulullah SAW itu akan membawa rahmat, karena di dalam
kepribadian Rasulullah itu terdapat hal-hal yang membawa kemajuan sebagai berikut :
1. Unsur rasionalitas.
Maksudnya adalah bahwa keberhasilan Rasulullah dalam perjuananya bukan semata-mata karena beliau seorang Rasul, dekat dan dicintai oleh Allah, lantas apa saja, sekalipun tidak masuk akal, tanpa ada usaha keras, kemudian berhasil.
2. Unsur kecerdasan.
Maksudnya adalah bahwa ketauladan nabi Muhammad SAW yang dapat membawa rahmat bagi yang mengikutinya adalah adanya unsur kecerdasan. Yaitu suatu kemampuan intelektual dan intelegensi dalam ketepatan menganalisa dan mengambil kesimpulan atau keputusan yang tepat dan akurat yang terkadang tidak bisa dicapai oleh kebanyakan otak yang lain.
3. Unsur keseimbangan.
Maksudnya itu antara hati berupa spiritualitas dan moral, akal pikiran-wawasan intelektual, dan unsur kemampuan teknis. Perpaduan ini juga terjadi dalam setiap pengambilan keputusan, yakni apa yang akan diucapkan oleh lisan dikordinasikan lebih dahulu dengan akal pikiran dan dipertimbangkan lebih dahulu dengan hati nurani kita. Jika sudah cocok, barulah keputusan tersebut diambil. Dengan cara demikian, maka keputusan tersebut menjadi matang, dan terjadi keseimbangan yang kokoh dan kuat.
4. Unsur komprehensif.
Maksudnya itu ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW menyentuh semua aspek kehidupan. sebagaimana kandungan ayat-ayat al-Qur’an yang diwahyukan Tuhan kepada Nabi, dan penjabarannya oleh hadis secara keseluruhan ditujukan ditujukan memelihara hal-hal yang selanjutnya termasuk hak-hak asasi manusia. Dengan demikian, ajaran ini benar-benar memberikan landasan yang kokoh dalam mewujudkan rahmat bagi seluruh alam.
Dari empat hal tersebut di atas seseorang dapat bekata bahwa rahmat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW diperoleh bukan dengan cara mengagumi atau memuliakannya saja seperti dengan membaca shalawat atau meminta syafa’at, tetapi yang terpenting adalah melakukan kerja keras, bekerja sesuatu aturan, kreatif, inovatif, dinamis dan progressif
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas secara garis besar kita dapat mengambil sebuah kesimpulan terkait pembahasan Islam Rahmatan lil alamin. Islam sebagai agama dan Nabi Muhammad SAW sebagai pembawanya.
Pendidikan Islam Rahmatan lil alamin memiliki dua model pendidikan, antara lain: pertama, potret pendidikan Islam yang dipandang sebagai pencerahan sosiokultural dan yang kedua paradigma pendidikan Islam tidak dapat dilepaskan oleh sosiokultural masyarakat.
Oleh karena itu, paradigma pendidikan dalam membangunnya diperlukan konstruksi sosial dengan cara yang telah dijelaskan, yaitu dengan cara mengembalikan nilai-nilai pendidikan Islam secara universal (kaffah) yang bersifat dinamis melalui beberapa tahapan, seperti:
1. Membangun kesadaran individu dengan cara mentransmisikan keseluruhan sistem nilai keagamaannya seperti memasukkan sikap ketauhidan dan toleransi, serta keadilan ke dalam struktur kurikulum,
2. Habitualisasi nilai-nilai pendidikan Islam ini menjadi salah satu dasar pembangun paradigma pendidikan Islam Rahmatan lil alamin,
3. Mengubah paradigma pendidikan Islam dari cara pandang indoktrinasi menjadi partisipatif,
4. Mengubah paradigma ideologis menjadi paradigma ilmiah dengan memberikan keleluasan bagi setiap individu dengan menggunakan akalnya untuk mengembangkan pengetahuan dengan petunjuk-Nya. Demikian bentuk pandangan ini, secara umum tentang Islam Rahmatan lil alamin.
0 Komentar